Translate
Kamis, 20 November 2014
ini sebuah cerita kerinduan tentang sosok guru yang paling mengagumkan
aku salah satu murid beliau, yang kini sedang meneruskan study s-1 ku di salah santu universitas negeri di Jakarta. Benar-benar yang merasakan sendiri bagaimana beliau mengabdikan diri ketika mengajar. Beberapa tahun silam, ketika aku masih duduk di kelas persiapan (kelas khusus untuk setiap pindahan dari SMP yang berbeda, belajar intensive hanya pelajaran-pelajaran pondok seperti, bahasa dan tahfidz qur'an) ku dipertemukan dengannya, seseorang yang sampai saat ini selalu menjadi salahsatu inspirator terhebatku. teringat sekitar seminggu sebelum kehadiran beliau wali kelasku berpesan "tahun ini kelas kalian untuk pelajaran b.arab akan diajar oleh staff pengajar dari luar negeri"
"oh iya ustad?" tanya kami kompak.
"maka ustad minta sama kalian jaga perasaan beliau, jangan sampai kalian menyakiti palagi mengecewakan beliau ya nak, beliau datang jauh-jauh itu suatu penghargaan yang harus kalian banggakan" jelas ustadku panjang.
"iya ustaadd..." jawab kami dengan rasa penasaran tak sabar ingin segera bertemunya.
Benar kawan, ustad kesayanganku ini datang jauh-jauh dari turki tidak hanya mengajari kami mengenai pelajaran yang diajarkan di kelas, namun beliau juga mengajarkan kami hakikat mengajar yang sebenarnya, beliau pula yang selalu menasehati kami dengan kisah-kisah cemerlangnya.
Dulu, banyak sekali dari kami yang tidak memahami cara beliau mengajar, yang menurut beberapa orang nampak sangatlah kejam dan dan sangat keras. tapi tidak denganku meski tak luput dari proses pemahaman cara beliau mengajar, entah kenapa aku selalu memaksa diriku untuk menerima setiap teguran dari beliau.
guru yang memiliki dedikasi tinggi dalam mengajar, selalu menerapkan disiplin kuat, selalu konsekuen dalam setiap keputusan yang beliau ambil, tidak pernah malu untuk belajar walau dari kami yang masih dangkal, orangtua yang selalu siap mendengar keluh kesah anak didiknya, begitu hebat ku mengaguminya.
pernah suatu hari aku penasaran bertanya "ustad, emang setiap orang turki selalu on time ya?"
dengan senyum beliau menjawab "saya tidak akan datang tepat waktu intan.."
"loh?" selaku kebingungan
"saya akan datang sebelum waktunya" tegas, tak ada lagi yang ekspresi terbaik melukiskan betapa aku ingin sepertinya selain tersenyum penuh arti.
oh kawaaaann...tidak tahukah kau betapa rindunya aku terhadap dirinya?? sampai saat ini belum kutemukan sosok guru semacamnya..
semoga ia masih mengingatku, yang selalu membanggakannya #sedih
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar