Translate
Minggu, 12 Juli 2015
Hari ini aku lelah, lelah berlari di tempat tak maju tak pula kemana2, hanya tersisa peluh dan dahaga.
Ramadhan karim, wahai bulan mulia, kau bagai model yang sedang berlenggok memamerkan semburat keindahannya yang memancar bak lampu bohlam pada gelap dalamnya gua tak berhuni. Kau terang menerangi dengan cahayamu yang memukau. Kami umat islam diberi kesempatan menikmatinya sebentar, sebentar saja. Karena yang istimewa selalu sebentar adanya hilang lalu dirindukan. Dan bagi kami yang melihat memandang dengan baik menikmati keelokan mengambil pelajaran darinya, bahkan mendapatkan bonus jackpot dari kehadirannya yang memukau, pastilah orang yang teramat beruntung. Sungguh bahagia terjamin hidupnya. Namun, tak banyak orang yang mampu duduk manis bersikap sempurna memberikan perhartian terbaiknya, kebanyakan daei kita justru hanya bertahan pada awal kehadirannya, jenuh lalu menyerah untuk berrahan pada sikap sempurna. Meski tetap melaksanankan kewajiban seperti duduk manis dikursi penonton, tak jarang pula bahkan yang memilih menoleh acuh tak acuh lalu pergi meninggalkannya.
Kalau saja mereka tau betapa tak beruntungnya mereka, betapa rugi sudah ia habiskan nikmat yang datang dengan menyia-nyiakan kehadirannya..
Oh ramadhan karimm, aku pun tak tau termasuk ke dalam golongan manakah diriku ini?? Betapa sedih aku yang akan kehilanganmu, akan jauh kau tinggalkan..
Namun jauh lebih merana ketika kusadari aku bahkan belum mampu bersikap sempurna duduk manis memandang keelokanmu.
Justru aku merasa lagi lagi bersikap naif,sebelum kau datang aku bilang rindu tapi tak kulakukan yang terbaik semampuku. Aku berlari namun tak bertambah jarak taqwaku. Tidak pergi kemana pun. Stug. Diam ditempat.
Betapa naifnya diriku oh ramadhanku
Maaf maaf maafkan aku..
Janganlah kau lelah untuk datang lagi menjumpaiku, yang ku rindu ramadhan karim...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar