Translate
Kamis, 28 Januari 2016
Dear, My Blog..
01-Agustus-2015
Hai, Dear..
Sudah lebih dari seminggu aku ga coret-coret disini. Kangen juga ternyata. Kesibukan hari raya selalu saja memalingkan duniaku. Oiya, aku belum cerita kalau 2 minggu lagi kakakku mau dilamar, Dear. Kayanya bulan depan pun aku akan disibukkan dengan pernikahan kakak tercintaku. Dan itu artinya pertemuanku denganmu pun akan semakin singkat, kamu sedih? Aku pun begitu. Mungkin aku jauh lebih sedih karena kesibukan ini akan bertambah mengingat ini adalah liburan UAS semester 6, dan memasuki semester 7 yang menegangkan. Belum menginjakkan kaki sedikit pun di semester 7, sudah ada kabar buruk kalau bulan depan aku juga harus siap dengan urusan KKN yang memikirkannya saja membuatku muak tak terperi. Oh, membayangkannya saja sudah membuat kepalaku jerih. Apa yang akan ku lakukan dengan teman-teman baru, di tempat yang baru, dan di suasana baruku nanti? Selama 3 bulan harus beradaptasi dengan mereka tanpa tapi. Sama sekali ga ada alasan untuk tukar tempat dan kelompok KKN. Oh God, tak adakah kabar yang lebih buruk dari ini??
Dear, kamu yang paling tahu aku selama ini. Untuk bisa bercakap normal dengan orang baru, aku memerlukan waktu minimal setengah tahun. Dan ini akan menjadi tugas terberat sepanjang masa studiku. Seandainya saja tugas ini bisa kurampungkan dalam keadaan tak sadar, mungkin akan lebih baik. Tapi tidak begitu nyatanya. Tugas ini akan menjadi penentu kelanjutan skripsiku nanti. Dan itu artinya, aku harus menghadapinya tanpa alasan.
Dan lagi-lagi hidup memaksaku untuk paham. Bahwa semua hal tidak selalu berjalan diatas kemauan dan kemampuan.
Entahlah apa yang akan terjadi nanti, aku hanya tidak ingin menyibukkan diri sekarang. Aku hanya sekedar ingin pasrah dengan keadaan.
Dan untukmu, terima kasih telah menjadi pendengar yang baik hari ini dan ribuan hari yang lalu.
Nite, Dear..
***
13-Agustus-2015
Dear, apa kabar? Semoga selalu baik agar tetap setia menemaniku.
Hari ini kakakku resmi dilamar oleh pangerannya dari negeri seberang. Beberapa hari lebih cepat dari yang dijadwalkan. Aku menyaksikan hampir seluruh kisah cinta mereka. Kakakku lahir di Indonesia, tinggal dan hidupnya di negeri ini. Dipertemukan dengan seseorang yang lahir di Indonesia, namun tinggal jauh di negeri tetangga, Syiria. Mereka bertemu di salah satu acara sosial, dan keduanya sama-sama menjadi penerjemah seorang syekh asli Syiria. Menyenangkan sekali, melihat dua pasangan putra-putri Indonesia yang menguasai bahasa asing selain bahasa Inggris tentunya. Tapi bukan itu hal terpenting yang ingin ku ceritakan padamu, Dear..
Masa-masa sibuk ini teramat menyita perhatianku hingga mengalihkan segalanya, kebiasaan rutinku menulis setiap sebelum tidur juga KKN-ku. Tinggal 2 minggu lagi semua yang ku takutkan akan terjadi. Mau tidak mau, suka tidak suka. 3 bulan. Waktu yang panjang itu akan segera tiba. Aku sendiri sudah punya kelompok. Tak pernah merencanakan KKN sebelumnya. Akhirnya pengumuman di mading sebelum liburan bahwa ada kelompok yang masih butuh beberapa orang untuk memenuhi kuota minimal menjadi pilihan pertama dan terakhirku. Aku sendiri belum pernah bertemu dengan mereka. Hanya ketua kelompok yang sudah kupeggang kontaknya. Kukuh, mahasiswa jurusan Ekonomi fakultas Ekonomi dan Bisnis. Ia sudah mengirimkan note bahwa lusa adalah pertemuan pertama kelompok kami. Dan 3 hari setelahnya adalah jadwal pengumpulan data diri dan administrasi KKN.
Aku tahu hari-hari sulit ini akan tiba bagaimana pun caraku melarikan diri. Orang bilang manusia adalah makhluk sosial, tapi bersosialisasi adalah hal paling sulit bagiku. Apakah aku bukan bagian dari manusia?
Bagaimana dengan esok? Entah kenapa ingin sekali aku ingin sekali lari dari hari esok, Dear..
***
Pagi-pagi sekali Kukuh mengirimkan pesan singkat ke handphone Febi.
"Assalamu'alaikum, hari ini jadwal pertemuan pertama kita, kelompok KKN ke-26. Apa kabar semuanya? Sudah bersiapkah dengan pertemuan hari ini? Semoga semua bisa kumpul dan saling mengenal di hari yang indah ini. Sampai ketemu di taman kampus jam 9 ya. Saya tunggu kehadiran kalian semua."
Ia membuka pesan itu tanpa gairah. Memandang salam perkenalan dari sang ketua kelompok dengan hampa. Tanpa berlama-lama membukanya, pesan itu segera ditutupnya kembali. Putri Febianza, mahasiswi jurusan sastra Arab yang tergila-gila menulis blog. Tak banyak berbicara kepada siapapun yang belum dikenalnya. Bukan termasuk mahasiswa yang memiliki prestasi luar biasa, bukan pula termasuk mahasiswa yang aktif di organisasi. Mahasiswa standar, biasa saja dalam segala hal kecuali menulis. Baginya, menulis adalah hidupnya. Usai menutup pesan, ia segera mematikan handphonenya.
***
14-Agustus-2016
Dear, kau tahu? Hari ini aku berhasil melarikan diri dari mereka. Ya, aku tak datang pada pertemuan pertamaku. Meski sempat ragu, akhirnya aku putuskan untuk mengenyahkan keraguanku dan memilih kabur. Menyenangkan sekali rasanya, bisa lari dari sesuatu yang kutakutkan.
Meski ku tahu seberapa jauh pun aku lari, semakin dekat pula kenyataan yang akan aku hadapi. Tapi setidaknya bukan hari ini, Dear..
Tenang saja, esok aku akan datang menemui mereka untuk keperluan administrasi. See you, Dear..
***
15-Agustus-2015
Oh, yeah.
Ternyata tidak seburuk yang kupikirkan. Aku bertemu Kukuh di kampus tadi, ia menanyakan ketidak hadiranku kemarin. Mahasiswa asal lombok yang menjadi ketua kelompokku termasuk bertanggung jawab, aku tak menyangka ia bahkan mencariku di loket administrasi. Ia mengajakku untuk mengenalkan beberapa anggota kelompok yang ada, seingatku mereka adalah Husein, Diaz, dan Raka dari laki-laki. Lalu ada Nuzila dan Kuntari teman peremuanku nanti. Ada beberapa orang lagi yang Kukuh sebutkan tadi, tapi aku tidak begitu memperhatikannya. Ia banyak bicara, memberitahu bahwa nanti kita akan ditempatkan di Bobos, nama sebuah desa di ujung kota Cirebon. Mencoba membuatku merespon informasi, yang sama sekali tidak diminta. Tapi aku, tak mengerti apa yang harus kuperbuat padanya selain mengangguk mengiyakannya.
2 minggu lagi, tepat pada tanggal 01-September-2015 hari yang panjang akan semakin panjang. Entah berapa lama nanti kita akan berpisah sementara. Aku harap kau tetap disini. Menungguku seperti biasa.
***
22-September-2015
Hai, Dear. Apa kabar? Rindukah padaku? Aku sangat merinduimu, Dear..
Aku sudah di Bobos selama hampir sebulan kurang seminggu, maaf baru bisa menghubungimu. Maklum desa ini tergolong jauh dari perkotaan, letaknya benar-benar di ujung kota Cirebon. Karena beberapa meter dari tempatku tinggal sementara, kami bisa melihat gardu "Selamat datang di kota Majalengka". Desa yang asri, masih sangat sepi sehingga angkutan ke kota terdekat pun sangat jarang ditemukan. Kami tinggal di salah satu pemukiman warga yang disediakan oleh kepala desa, di seberang sungai. Dan tepat di seberang sungai tersebut terdapat gunung batu, Gunung Kuda masyarakat menyebutnya. Jika saja bukan karena kemampuan berkomunikasiku rendah, aku pasti tidak mau cepat-cepat meninggalkan kota ini.
Selama 3 minggu ini hanya Kukuh yang betah berlama-lama mengajakku bicara. Aku paham karena ia adalah ketua kelompok yang sangat bertanggung jawab kepada anggotanya, meski sulit sekali memulai aku sudah mulai sedikit-sedikit menjawab pertanyaan yang diajukan olehnya. Tapi tidak begitu dengan anggota yang lain. Raka, mahasiswa IT. Gayanya cool, tidak banyak bicara sepertiku. Diaz, mahasiswa tekhnik. Banyak bicara seperti Kukuh, hanya saja Diaz selalu membuat orang-orang disekitarnya tertawa dengan tingkahnya. Husein, mahasiswa psikolog. Terlihat sangat alim dengan kebiasaannya memakai baju koko. Dan dengan suara ngajinya yang merdu, aku yakin ia termasuk imam mesjid di tempat tinggalnya. Dan yang lain yang sampe hari ini ku tak bisa mengigat nama mereka. Para laki-laki tidak terlihat terganggu dengan kebisuanku. Berbeda dengan 2 teman perempuanku. Nuzila dan Kuntari, sama-sama mahasiswa keguruan dari kelas yang sama. Pada awalnya mereka baik sekali, rajin menegurku. Mungkin karena lelah usahanya tak membuahkan hasil, seminggu terakhir mereka malah terkesan terusik dengan kehadiranku. Aku memang tak banyak membantu selain hanya setuju pada proker-proker yang mereka ajukan setiap rapat. Aku hanya tak pernah protes setiap mereka menyuruhku patungan menyetor uang untuk keperluan tambahan pada proker. untuk hal seperti ini aku tahu kebisuanku terkadang mengganggu. Tapi apalah daya, aku sudah berusaha tetap bertahan disini saja seharusnya mereka bersyukur.
Oke, sekian curhat panjangku. Semoga kita bisa segera bertemu lagi, Dear..
***
16-November-2015
Hai, Dear.
Aku tidak bisa berlama-lama. Aku hanya ingin bilang bahwa, ada sesuatu yang tidak biasa pada mahasiswa Lombok itu, sang ketua kelompok. Ia seperti menaru perhatian berlebih padaku, yang dampaknya teman perempuanku sudah berkali-kali nekat memusuhiku secara terang-terangan. Kukuh memang berparas tampan, dan memiliki bada proposional. Tapi aku sama sekali tidak tertarik padanya. Sungguh. Ya kau benar, mungkin belum untu saat ini.
Sampai ketemu di rumah nanti, Dear..
***
03-Januari-2016
Aku baru hari ini mampu menulis lagi setelah hal menyakitkan itu.
Kau tahu? Nilai KKN-Ku tidak keluar, dan tidak bisa diproses. Sedih sekali. Aku mengurung diri sudah hampir sebulan, tak ada yang mampu membujukku. Entah apa salahku? Dan kabar terbaik aku haru mengulangnya lagi tahun depan. Aku aku janji akan menuntaskannya dengan baik pada KKN-ku selajutnya. Aku sudah berjanji. Berjanji padanya. Kukuh Iman Perdana, seseorang yang telah berhasil membujukku pada akhirnya. Seseorang yang memberanikan diri datang ke rumah, menjelaskan semuanya. Soal KKN-ku juga soal perasaannya padaku. Dan dia pun telah berjanji akan membantuku.
Dear, aku harus berterima kasih padanya. Pangerangku..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar